Era globalisasi yang saat ini menjadi sebuah keniscayaan yang tidak bisa dihindari oleh bangsa dan Negara manapun di dunia ini. Kondisi ini membuat setiap Negara berusaha keras ber inovasi di berbagai bidang untuk tetap menjaga agar tidak tergerus dalam perubahan tersebut. Perubahan mendasar terjadi pada keterbukaan arus informasi khususnya teknologi informasi yang didalamnya mencakup teknologi internet yang saat ini menjadi salah satu kebutuhan pokok hampir 27.1 % atau sekitar 1,832,779,793 penduduk dunia dan hampir 8.7 % atau sekitar 20,000,000 penduduk Indonesia pada tahun 2009. Kondisi ini disadari betul oleh Negara-negara maju yang menjadikan internet atau lebih familiar dengan sebutan dunia maya menjadi sebuah matra atau dimensi baru yang harus dijelajahi, dikuasai dan dipertahankan setelah darat, laut, udara dan angkasa luar. Dengan dijadikannya internet atau dunia maya menjadi matra baru, maka beberapa negara Barat maupun negara ‘pendatang baru’ seperti China dan Rusia membuat berbagai macam berlomba-lomba membangun infrastruktur keamanan dan pertahanan, bahkan, pemerintah Negara-negara tersebut merekrut para ahli yang sangat kompeten di dunia internet melalui kompetisi di universitas-universitas ternama maupun pengamatan di jejaring sosial. Richard Clarke, mantan staf gedung putih yang bertanggung jawab atas kontraterorisme dan keamanan cyber mengatakan efek dari perang cyber bisa bermacam-macam, diantaranya adalah bug komputer bisa menghentikan sistem email militer, kilang dan pipa minyak meledak, kendali sistem lalu lintas udara terhenti, kereta api barang dan metro tergelincir, data keuangan jadi acak-acakan, pembangkit listrik berhenti dan satelit yang mengorbit lepas kontrol. Selain itu, dampak terburuk dari semua itu adalah identitas penyerang dalam kekacauan tersebut tetap misterius dan tak diketahui. Sedangkan Mike McConnell, seorang mantan kepala mata-mata CIA menilai, efek dari cyberwar tertiup jauh seperti serangan nuklir. Dengan melihat dampak dari cyberwar tersebut, maka pembangunan pertahanan cyber adalah sebuah kebutuhan dan keharusan untuk melindungi pertahanan dan keamanan serta keberlangsungan hidup sebuah Negara.
Trend Keamanan Cyber Tahun 2011
- Cyberwarfare, merupakan kegiatan hacking atau pencurian data melalui jaringan internet/computer/dunia maya berdasarkan motivasi politik dengan tujuan sabotase atau spionase terhadap kepentingan tertentu. Sedangkan menurut Richard A. Clarke dalam bukunya Cyber War (Mei 2010) adalah “tindakan oleh negara/bangsa untuk menembus komputer atau jaringan bangsa lain untuk tujuan menyebabkan kerusakan atau gangguan”.
- Jaringan Masyarakat atau Social Networking, merupakan layanan elektronik online yang menghubungkan masyarakat dan sekarang menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat, perbankan, komunikasi, media dan belanja yang semuanya berada di dunia maya. Kondisi ini menyebabkan banyak pemerintah modern sekarang menjadi tergantung pada keamanan komputer dan jaringan untuk menjaga kebutuhan masyarakat tersebut. Bahkan, tren terbaru menunjukkan bahwa sangatlah mungkin melumpuhkan atau mengacaukan sebuah organisasi, bisnis, masyarakat, atau bahkan seluruh bangsa melalui serangan cyber.
- Kejahatan Cyber Terorganisir, Penjahat sekarang menggunakan teknologi tinggi seperti peer-to-peer botnet agar lebih efisien dan anonim mendapatkan akses ke dana dan informasi pribadi yang sensitif. Kode berbahaya modern dapat dibeli dengan fitur yang disesuaikan, update reguler dan bahkan layanan pelanggan. Penjahat ekonomi termotivasi dengan senang hati menggunakan pihak ketiga komputer dan jaringan untuk menyerang individu, target komersial, pemerintah, dan sumber daya bahkan militer.
- Hacker dan simpatisan hacking, perbedaan hacker dan simpatisan hacking adalah hacker bekerja sendirian sedangkan simpatisan hacking bekerja secara terorganisir. Bahkan, teroris sekarang melakukan serangan merusak berbasis internet karena mudah, anonimitas, dan penyangkalan yang masuk akal dan berbiaya murah kepada organisasi pemerintah dan non-pemerintah yang menjadi lawan idiologinya.
- Militerisasi Internet, Militer modern sedang mempersiapkan untuk menggunakan dunia maya sebagai medan pertempuran paralel dalam konflik di masa depan. Ini luar biasa, tapi belum sedikit dipahami arti penting bagi masyarakat dan semua negara. Para penyerang akan memiliki akses ke peralatan yang paling canggih yang berhubungan dengan pertahanan lawan.
Cyber Defense Organisation
Berbagai Negara saat ini diketahui membangun dan mempersiapkan organisasi atau badan yang bertanggung jawab atas keamanan internet dan sekaligus sebagai wadah untuk menghimpun segala usaha pertahanan dan serangan balik terhadap gangguan keaman internet. Berikut profil beberapa Negara tersebut.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar